Media sosial telah sepenuhnya merevolusi cara kita berinteraksi hari ini dari kenyamanan rumah. Kita sekarang dapat terhubung ke seluruh dunia tanpa harus pergi ke mana pun secara fisik. Di satu sisi, platform jaringan ini sangat menakjubkan karena menghubungkan orang-orang; Namun, di sisi lain, media sosial menunjukkan beberapa efek negatif dan drastis pada mentalitas dan perilaku penggunanya.
Menurut sebuah studi 2018 oleh Pew Research Center, ditemukan bahwa satu dari enam remaja telah mengalami perilaku kasar. Survei lain menunjukkan bahwa orang yang memposting selfie, gambar, live feed, dan lainnya memiliki 25% lebih banyak narsisme, atau kebutuhan akan perhatian, dibandingkan dengan orang lain.
Anda harus mencoba untuk mendapatkan lebih banyak suka Facebook, untuk mendapatkan lebih banyak pengikut Pinterest atau menginspirasi pengikut Instagram bukan karena obsesi diri, tetapi untuk sesuatu yang produktif seperti orang lain, promosi bisnis atau membangun komunitas, dll. Akhirnya, seseorang harus bertindak secara dewasa dan menggunakan media sosial untuk keuntungan positif daripada terombang-ambing atau terjebak oleh efek negatifnya .
Apa itu Narsisme?
Narsisme adalah gangguan kepribadian di mana seseorang sangat mementingkan dirinya sendiri dan mencari perhatian yang tidak semestinya dari semua orang. Untuk satu atau banyak alasan, orang itu menjadi egois dan egois. Orang-orang seperti itu tidak dapat membedakan antara wajah asli mereka dan topeng yang mereka kenakan di depan orang lain. Mereka selalu mengharapkan pengakuan, tepuk tangan, dan pujian dari orang lain. Mereka selalu berusaha menjadi sorotan agar perhatian semua orang tertuju pada mereka.
Ada dua jenis narsisme: narsisme muluk, yaitu perasaan superioritas, dan narsisme rentan, yaitu kepekaan yang berlebihan terhadap kritik, dan orang-orang seperti itu sering mencari konfirmasi dari orang lain.
Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa orang dengan jenis narsisme ini cenderung mengembangkan kecanduan Facebook dan platform lainnya. Orang-orang yang menderita narsisme rentan cenderung mencari pengakuan konstan dan validasi positif untuk diri mereka sendiri, yang membuat mereka rentan terhadap segala jenis kritik.
Bagaimana media sosial membuat kita lebih narsis?
Diskusi penting yang muncul akhir-akhir ini adalah apakah media sosial memicu narsisme. Yah, sampai batas tertentu, ya. Media sosial berperan dalam membuat orang menjadi narsis. Dalam situasi seperti itu, penegasan, penghargaan, dan persetujuan orang lain lebih penting. Mereka bersemangat menunggu konfirmasi dari orang lain, apakah mereka berada di jalur yang benar atau tidak. Dari meminta teman dan keluarga untuk menyukai gambar hingga berulang kali membuka aplikasi media sosial untuk memeriksa jumlah pengikut, para pengguna ini menunjukkan beberapa tanda obsesi diri.
Beberapa cara media sosial membuka jalan bagi peningkatan perilaku narsistik adalah:
- Selfie membantu orang-orang ini meyakinkan diri mereka sendiri bahwa penampilan fisik mereka sempurna dan tanpa cacat. Mengambil selfie juga akan membantu mereka terus-menerus percaya bahwa mereka adalah yang terbaik dalam foto grup atau di sekitar mereka.
- Setiap media sosial memiliki filter berbeda yang digunakan orang untuk mempercantik diri, menyembunyikan kesalahan, dan menampilkan diri sebagai lambang kesempurnaan.
- Dengan fitur wawasan khusus, pengguna terus-menerus memeriksa berapa banyak kunjungan profil, suka, jumlah pengikut, dll. yang mereka miliki.
- Media sosial juga mempengaruhi emosi orang. Ketika orang-orang yang terobsesi dengan diri sendiri melihat orang lain menjadi lebih terkenal daripada mereka, perasaan iri dan iri merayap ke dalam pikiran mereka.
Pikiran terakhir
Sejujurnya, media sosial memiliki efek positif dan negatif pada orang-orang. Kita tidak bisa menutup mata terhadap narsisme karena ini adalah fenomena yang berkembang pesat di seluruh dunia. Seseorang perlu menyadari dan menyadari efek berbahaya dari media sosial dan memahami perbedaan antara cinta diri dan obsesi diri. Anda harus menggunakan ini secara produktif dan positif daripada jatuh ke dalam perangkap narsisme dan menjadi narsistik.